Menguak gambaran daging dinosaurus melalui teknologi laser-stimulated fluorescence.
Menguak Gambaran Daging Dinosaurus

Mungkin tak pernah kita bayangkan bahwa burung merupakan salah satu dari hasil evolusi dinosaurus.

Sayap burung menyerupai sayap yang juga dimiliki oleh dinosaurus. Dan, ilmuwan pun telah meneliti bagaimana rupa daging dinosaurus, yang ternyata juga mirip daging burung.

Mereka meneliti menggunakan teknik penerangan pada tisu (sebutan untuk membran antara sel dan organ seluruhnya) yang dimiliki oleh burung generasi sebelumnya.

Sayangnya, daging dinosaurus mengalami kebusukan sebelum menjadi fosil. Sehingga dinosaurus hanya meninggalkan gigi, tulang, dan hal-hal lainnya untuk kita lihat dan teliti sampai sekarang.

Namun baru-baru ini, banyak teknologi baru yang memungkinkan kita untuk mengetahui informasi tentang fosil dinosaurus, seperti pola pigmentasi dan warna dari kulit dan bulu dinosaurus.

Penelitian Burung Dinosaurus


Warna dinosaurus yang sesungguhnya pernah diteliti pada Anchiornis huxleyi. Anchiornis huxleyi ini memiliki bulu, ukurannya seperti sapi, yang punah sekitar akhir dari masa Jurassic pada 160 juta tahun yang lalu.

Sebenarnya ini relatif, dan referensi merujuk kepada Microraptor dan Archaeopteryx, dimana keduanya merupakan kelompok burung dinosaurus yang disebut paravian.

Paravian diketahui memiliki warna bulu abu-abu dengan bulu hitam pada bagian tubuh lainnya, yang disertai dengan bulu putih sepanjang kaki dan tangannya, dan jambul yang berwarna merah coklat. Paravian tampak sangat menarik.

Penelitian dilakukan dengan mengaplikasikan sebuah teknik yang disebut “laser-stimulated fluorescence” pada delapan spesies Achiornis yang berbeda. Ini dilakukan oleh sebuah tim internasional dari para paleontolog yang telah berhasil menunjukkan detail-detail yang tersembunyi, yakni sedikitnya tentang kulit bagian dalam dari dinosaurus.

Mereka menyinari sebuah laser bertenaga tinggi dengan panjang gelombang yang tepat pada fosil-fosil dinosaurus, yang kemudian membuat pancaran laser dengan warna yang berbeda.

Pancaran berbeda ini menandakan bahwa pola dan karakteristik daging tersebut tak dapat dilihat dengan cahaya yang normal. Lagi pula, objek penelitian pun bukan daging, hanya fosilnya saja.

Hasil scan tersebut, pada akhirnya mengonfirmasikan bahwa dinosaurus mirip seperti burung, dengan kaki yang mirip stik drum, dan bagian kulit yang disebut sebagai “patagium” yang menghubungkan bagian lengan bawahnya.

Gambar di bawah ini memberikan kita beberapa gambaran tentang bagaimana kulit dan daging dinosaurus tampak ketika disinari oleh laser bertenaga tinggi, yang tentu saja tak terlalu jelas untuk menggambarkan keseluruhan tubuh dinosaurus.

hasil scan laser pada kulit burung dinosaurus

tekstur kulit burung dinosaurus

Gambar tersebut menunjukkan kulit yang tipis, yang juga membantu kita memprediksi bahwa penyebab dinosaurus mengalami evolusi panjang menjadi burung adalah selama 100 juta tahun sebelum kepunahannya.

Info science terkait : Berkat DNA Rambut, Terungkap Leluhur Bangsa Australia 

Hasil Penelitian Burung Dinosaurus


Pada burung-burung modern (yang sekarang), patagium memproduksi bentuk aerofoil (semacam sayap) yang lembut seperti pada burung, kelelawar, dan pada hewan mamalia.

“Fakta yang kita temukan, sayap lembut pada burung yang lebih tua itu sangat menarik,” kata peneliti Michael Pittman.

susunan tulang burung dinosaurus

Menurut laporan yang dipublikasikan di Science, oleh paleontologi dari Britania Raya, arah burung menuju langit tak selalu lurus, yang membuat bulu dan sayap memungkinkan burung untuk melakukan kamuflase dari predator.

Tidak semua fosil dapat menjadi bahan gambaran yang jelas ketika disinari laser bertenaga tinggi tersebut. Namun setidaknya, para paleontolog memiliki cara baru untuk mengukur gambaran dari spesimen atau spesies binatang dengan cahaya laser, yang mana lebih baik dari cara sebelumnya.

Menurut pendapat kami, (cara) itu seharusnya digunakan oleh paleontolog mana pun, karena cara itu dapat dengan mudah memperluas informasi anatomi yang tersedia pada suatu fosil tanpa perlu merusak fosil tersebut,” kata Pittman.

Meskipun tidak semua misteri dinosaurus dapat dipecahkan, namun penelitian tersebut sudah mencapai titik terang sampai sejauh ini. Harapannya, penelitian tentang kondisi biologis dinosaurus dapat membantu sejarawan untuk mengetahui bagaimana dinosaurus hidup di zamannya.

Penelitian ini dipublikasikan di Nature Communication.

tac tic tec no

TAC TIC TEC NO

Menyajikan informasi teknologi terbaru dari berbagai jenis bidang ilmu dengan lebih lengkap dan menarik..

Post A Comment:

0 comments: