Buah redberry biasa digunakan sebagai obat-obatan tradisional, mampu “lenyapkan” bakteri berbahaya penolak antibiotik (antibiotic-resistance).
Buah Ajaib Pelenyap Bakteri Penolak Antibiotik

Buah redberry asal Brasil, yang biasa digunakan sebagai obat-obatan tradisional, mampu “lenyapkan” bakteri berbahaya penolak antibiotik (antibiotic-resistance).

Buah redberry ini berasal dari pohon lada di Brasil – dengan nama ilmiah Schinusterebinthifolia – mengandung senyawa yang dapat “melenyapkan” bakteri penolak antibiotik yang disebut Methicillin-resistant Staphylococcusaureus (MRSA).

Bakteri penolak antibiotik, MRSA, terdapat pada antibiotik yang sekarang semakin menyebar dengan cepat. Seorang wanita di Amerika Serikat meninggal karena infeksi yang menolak semua jenis antibiotik untuk bekerja. Biasanya, MRSA dapat mengakibatkan infeksi luka pada kulit. Namun infeksi ini bisa semakin menyebar hingga menyebabkan kematian.

Namun para peneliti di Emory University baru-baru ini menemukan bahwa ekstrak dari buah beri asal pohon lada di Brasil ini dapat mencegah tikus-tikus yang terinfeksi MRSA untuk tidak memperburuk luka dari infeksi tersebut.

Mereka melakukannya dengan cara menekan gen yang digunakan bakteri MRSA yang berfungsi untuk melakukan komunikasi (dan interaksi) antar gen. Sehingga efek yang sebenarnya dari bakteri MRSA akan berhenti. Secara tradisional, ekstrak buah beri Brasil ini mampu mengatasi infeksi kulit.

Namun hal ini menjadi ketidakpastian bagi para peneliti. Karena kita tak mungkin bisa sembarangan menempelkan ekstrak buah beri ke kulit kita untuk membunuh bakteri MRSA.

Tabib di Amazon sudah menggunakan pohon lada Brasil selama ratusan tahun untuk mengobati infeksi kulit dan luka ringan lainnya,” kata seorang etnobotani Cassandra Quave, yang sedang menyelidiki pengobatan tradisional untuk mencari jenis obat baru.

Kami mengambil secara terpisah bahan kimia dari buah beri ini dan secara sistematis menguji coba mereka untuk melawan penyakit yang menyebabkan bakteri, demi mengetahui apa manfaat yang sebenarnya dari tanaman ini.

Ekstrak tersebut disebut sebagai 430D-F5, yang merupakan campuran dari 27 bahan kimia. Ekstrak inilah yang digunakan sebagai penyembuh tikus yang terinfeksi MRSA.

Dari hasil percobaan ini, tikus yang diobati dengan ekstrak ini tidak memperlihatkan infeksi luka pada kulit. Sedangkan tikus yang tidak diobati, memperlihatkan infeksi luka pada kulit mereka.

Info sains heboh : Luar Biasa! Para Peneliti Ini Berhasil Menguak Misteri Perut Bumi

buah redberry

Menurut para peneliti, senyawa yang dihasilkan ekstrak buah beri asal Brasil ini tak mampu membunuh bakteri MRSA begitu saja. Sebaliknya, senyawa tersebut mengubah arah komunikasi antar gen dalam bakteri MRSA yang menyebabkan berhentinya fungsi asli dari bakteri tersebut.

Itu memang ‘meredakan’ MRSA, mencegah MRSA mengeluarkan kotoran yang berupa racun yang dapat membahayakan,” kata Cassandra Quave.

Kemudian sistem imun dalam tubuh yang akan menyembuhkan lukanya.

Sambil mengubah dan membungkam arah komunikasi antargen MRSA, hasil ekstrak buah beri tersebut tak menimbulkan bahaya pada jaringan kulit tikus, juga tak memberi efek berbahaya pada bakteri baik lainnya.

Penelitian ini hanya baru diuji coba pada tikus sejauh ini. Para peneliti hanya berharap bahwa ada jalan yang lebih baru untuk mengobati infeksi bakteri dalam tubuh. Penemuan ekstrak buah beri ini sangat berguna untuk mengatasi infeksi kulit.

Tim peneliti akan terus berusaha mencari jalan baru untuk mengobati pasien yang terkena MRSA ini. Untuk saat ini, mereka berusaha mencari cara untuk membuat ekstrak buah beri ini dapat digunakan dalam pengobatan untuk manusia secara aman.

Bersamaan dengan itu, para peneliti mengatakan bahwa tak akan baik menggunakan ekstrak buah beri ini untuk langsung digunakan dalam mengobati infeksi kulit. Karena mereka masih terus meneliti ekstrak tersebut agar aman digunakan, terlepas dari sisi tradisionalnya.

tac tic tec no

TAC TIC TEC NO

Menyajikan informasi teknologi terbaru dari berbagai jenis bidang ilmu dengan lebih lengkap dan menarik..

Post A Comment:

0 comments: