Robot LEKA untuk anak autism. Pada pemutaran film Star Wars : The Force Awaken di tahun 2016 ini, para penonton dibuat terpana oleh hadirnya robot BB-8 yang ikut berperan memerangi bandit di film tersebut. Meskipun di dunia nyata, kita akui sangat tidak mungkin menyaksikan langsung robot model itu dalam kurun waktu sekarang ini.
Tapi jangan salah, ada sebuah proyek pemrograman robot yang saat ini sedang dirintis untuk membantu anak-anak dengan kebutuhan khusus, terutama anak penderita spektrum autisme.
Robot pendamping ini bernama “LEKA”. Bentuknya bulat-poli mirip dengan bola. Memiliki ekspresi wajah yang menawan, dan dapat berinteraksi dengan pengguna melalui suara, cahaya, serta warna.
Robot ini menampilkan permainan yang atraktif dalam upaya untuk meningkatkan kognitif dan ketrampilan motorik anak penderita autisme.
Para pengasuh dan pendidik dapat memrogram robot mainan ini untuk membimbing anak-anak autism melalui berbagai kegiatan, membantu mereka untuk meningkatkan komunikasi dan belajar untuk terhubung dengan lingkungan dan orang lain di sekitar mereka.
Menurut National Institutes of Health (NIH), ASD digambarkan sebagai gangguan perkembangan saraf secara kolektif yang berkaitan dengan kesulitan dalam berkomunikasi dan ditandai dengan perilaku repetitif.
Anak-anak dengan ASD akan menolak kehadiran orang lain melalui isyarat-isyarat sosial yang mereka tafsirkan.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) memperkirakan bahwa sekitar 1 dari 68 anak-anak bisa terkena ASD pada masa bayi atau saat anak usia dini tanpa mengenal etnis tertentu. Penyebabnya tidak diketahui, meskipun secara genetika, faktor usia dan paparan pestisida serta obat-obatan tertentu telah diduga meningkatkan risiko bayi yang lahir dengan ASD.
Untuk menentukan bagaimana teknologi interaktif dapat membantu anak-anak dengan ASD dan cacat lainnya, pencipta Leka ini bekerja sama dengan pendidik, orang tua dan anak-anak untuk menentukan kebutuhan mereka, serta meneliti model permainan yang akan robot perankan.
Menurut Ladislas de Toldi (co-founder dan CEO Leka), selama penelitian mereka menemukan bahwa anak-anak pada autisme spektrum merespon baik terutama untuk robot. “Bagi anak-anak yang memiliki ASD, pengulangan dan prediktabilitas adalah yang paling penting,” ungkap de Toldi kepada Live Science.
"Untuk melihat perkembangannya, mereka diminta untuk melakukan hal yang sama untuk waktu yang lama," kata de Toldi.
Selalu melakukan hal yang sama dapat sulit untuk orang tua atau pengasuh - tapi Leka akan melakukan hal yang sama setiap waktu.
Lebih lanjut de Toldi menjelaskan, “Dengan melakukan tindakan yang sama secara berulang, robot pendamping seperti Leka akan memberikan rasa aman kepada anak-anak.”
Sistem sensor Leka dikontrol melalui Bluetooth dan diprogram melalui aplikasi yang tersedia untuk iOS dan Android guna merespon partisipasi anak dalam setiap permainan yang diikuti seperti identifikasi warna, pencocokan gambar atau main petak umpet.
Selama permainan, Leka telah memasok suara dan citra positif - misalnya, wajah tersenyum atau tertawa – dengan tujuan untuk menghargai kemajuan dan mendorong rasa percaya diri.
Customizability dari permainan ini memungkinkan pengasuh untuk mengatur tingkat stimulasi yang sesuai dengan individu si anak. Misalnya dengan menambahkan atau menghapus lampu, warna atau menampilkan suara.
Setiap permainan memiliki pengaturan yang akan mencatat kemajuan anak dari waktu ke waktu, dengan tingkat kesulitan yang dapat diatur level nya.
"Ini adalah cara baru untuk membuat anak-anak lebih interaktif dan termotivasi," kata de Toldi.
Menurut pemilik perusahaan itu, saat ini, lebih dari 90 persen proyek didanai melalui kampanye Indiegogo untuk Leka yang telah bergulir sejak 3 Juni 2016. Ini akan memungkinkan produksi secara massal agar stok barang selalu tersedia untuk distribusikan langsung ke orang tua, pengasuh dan terapis, dengan biaya preorder sebesar $ 390.
Thanks Leka, selamat datang .
Tapi jangan salah, ada sebuah proyek pemrograman robot yang saat ini sedang dirintis untuk membantu anak-anak dengan kebutuhan khusus, terutama anak penderita spektrum autisme.
Robot pendamping ini bernama “LEKA”. Bentuknya bulat-poli mirip dengan bola. Memiliki ekspresi wajah yang menawan, dan dapat berinteraksi dengan pengguna melalui suara, cahaya, serta warna.
Robot ini menampilkan permainan yang atraktif dalam upaya untuk meningkatkan kognitif dan ketrampilan motorik anak penderita autisme.
Para pengasuh dan pendidik dapat memrogram robot mainan ini untuk membimbing anak-anak autism melalui berbagai kegiatan, membantu mereka untuk meningkatkan komunikasi dan belajar untuk terhubung dengan lingkungan dan orang lain di sekitar mereka.
Baca juga yang ini : Baxter - Robot Canggih yang Dikontrol Lewat Otak Manusia
Autism Spectrum Disorder (ASD)
Menurut National Institutes of Health (NIH), ASD digambarkan sebagai gangguan perkembangan saraf secara kolektif yang berkaitan dengan kesulitan dalam berkomunikasi dan ditandai dengan perilaku repetitif.
Anak-anak dengan ASD akan menolak kehadiran orang lain melalui isyarat-isyarat sosial yang mereka tafsirkan.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) memperkirakan bahwa sekitar 1 dari 68 anak-anak bisa terkena ASD pada masa bayi atau saat anak usia dini tanpa mengenal etnis tertentu. Penyebabnya tidak diketahui, meskipun secara genetika, faktor usia dan paparan pestisida serta obat-obatan tertentu telah diduga meningkatkan risiko bayi yang lahir dengan ASD.
LEKA dan Anak ASD
Untuk menentukan bagaimana teknologi interaktif dapat membantu anak-anak dengan ASD dan cacat lainnya, pencipta Leka ini bekerja sama dengan pendidik, orang tua dan anak-anak untuk menentukan kebutuhan mereka, serta meneliti model permainan yang akan robot perankan.
Menurut Ladislas de Toldi (co-founder dan CEO Leka), selama penelitian mereka menemukan bahwa anak-anak pada autisme spektrum merespon baik terutama untuk robot. “Bagi anak-anak yang memiliki ASD, pengulangan dan prediktabilitas adalah yang paling penting,” ungkap de Toldi kepada Live Science.
"Untuk melihat perkembangannya, mereka diminta untuk melakukan hal yang sama untuk waktu yang lama," kata de Toldi.
Selalu melakukan hal yang sama dapat sulit untuk orang tua atau pengasuh - tapi Leka akan melakukan hal yang sama setiap waktu.
Lebih lanjut de Toldi menjelaskan, “Dengan melakukan tindakan yang sama secara berulang, robot pendamping seperti Leka akan memberikan rasa aman kepada anak-anak.”
Sistem sensor Leka dikontrol melalui Bluetooth dan diprogram melalui aplikasi yang tersedia untuk iOS dan Android guna merespon partisipasi anak dalam setiap permainan yang diikuti seperti identifikasi warna, pencocokan gambar atau main petak umpet.
Selama permainan, Leka telah memasok suara dan citra positif - misalnya, wajah tersenyum atau tertawa – dengan tujuan untuk menghargai kemajuan dan mendorong rasa percaya diri.
Customizability dari permainan ini memungkinkan pengasuh untuk mengatur tingkat stimulasi yang sesuai dengan individu si anak. Misalnya dengan menambahkan atau menghapus lampu, warna atau menampilkan suara.
Setiap permainan memiliki pengaturan yang akan mencatat kemajuan anak dari waktu ke waktu, dengan tingkat kesulitan yang dapat diatur level nya.
"Ini adalah cara baru untuk membuat anak-anak lebih interaktif dan termotivasi," kata de Toldi.
Menurut pemilik perusahaan itu, saat ini, lebih dari 90 persen proyek didanai melalui kampanye Indiegogo untuk Leka yang telah bergulir sejak 3 Juni 2016. Ini akan memungkinkan produksi secara massal agar stok barang selalu tersedia untuk distribusikan langsung ke orang tua, pengasuh dan terapis, dengan biaya preorder sebesar $ 390.
Thanks Leka, selamat datang .
Post A Comment:
0 comments: