browser masa depan hasil modifikasi dari engine browser Chrome dengan banyak perubahan pada antar mukanya.
Browser Opera Neon

Sebulan yang lalu, Opera meluncurkan browser terbarunya, lagi, yang disebut-sebut sebagai browser masa depan. Web browser ini adalah hasil modifikasi dari engine browser Chrome dengan banyak perubahan pada antar mukanya.

Sama seperti Vivaldi, yang bertahun-tahun dibuat, namun hasilnya biasa-biasa saja. Namun sejauh ini, menurut saya, Vivaldi jauh lebih baik dari Opera Neon. Vivaldi masih terus mendapat updates dari pengembangnya. Vivaldi masih berjuang.

Di sisi lain, Opera meluncurkan web browser yang tampak ‘belum siap’ untuk dirilis. Bahkan tampak belum siap untuk disebut sebagai browser masa depan. Inovasi dari Opera mungkin terlalu terburu-buru. Entahlah..

Fitur Utama Opera Neon


Opera meluncurkan Opera Neon. Di homepage situs resminya, Opera menyebutnya sebagai browser masa depan. Dengan tampilan yang berubah, menjadi lebih enak dan nyaman dilihat pengguna.

Kita akan melihat gambar latar belakang desktop ketika pertama membuka Opera Neon. Di sini, kita tak bisa menemukan tombol Close untuk menutup tab. Namun ada tombol Minimize untuk ‘meredam’ tab.

Artikel terkait : SpyAgent 8.1 – Software Pelacak Aktivitas Komputer secara Diam-Diam

Kita hanya akan melihat layar web yang dikecilkan ukurannya. Karena di bilah kiri, terdapat icons yang berupa tab yang kita buka. Di bilah kanannya, terdapat menu navigasi Gallery, Snap, Player, dan Download.

Gallery berfungsi sebagai tempat menyimpan screenshot yang kita ambil dengan tombol Snap. Player sendiri adalah tempat untuk memutar video atau musik tanpa perlu menukar tab.

Sama seperti browser Opera yang biasa, Opera Neon juga menggunakan engine milik Chrome. Ketika membuka Settings, kita akan melihat URL Chrome di sana, yang berarti tak terlalu banyak perubahan pada engine-nya. Browser Vivaldi pun begitu.

Keunggulan utama dari Opera Neon adalah tersedianya fitur-fitur yang biasanya hanya tersedia dalam ekstensi namun secara default ditanamkan pada Opera Neon. Seperti pengambilan screenshot dan penyimpan video.

Ya, hanya dua fitur yang unggul di Opera Neon. Sisanya, tampilan glamor dan modern dari Opera Neon yang sebenarnya sama sekali tak ada fungsi produktifnya. Bahkan, Opera Neon tak bisa (atau belum bisa?) menggunakan ekstensi.

Masalah Ekstensi dan Fitur yang Terlalu Simpel


Saat instal dan menggunakan browser Opera Neon ini, saya baru ingat kalau Opera Neon kemungkinan menggunakan engine Chrome (karena sudah lama tak menggunakan Opera). Dan ternyata, ia masih menggunakan engine Chrome.

Ketika mengklik-kanan, lalu memilih Inspect Element, yang muncul adalah kolom Inspect Element milik Chrome, tanpa perubahan apa pun di dalam Opera Neon, yang sebenarnya akan lebih baik jika kita membukanya langsung lewat browser Chrome.

Melihat perubahan engine pada Opera dari engine miliknya sendiri ke engine milik Chrome, namun tanpa banyak perubahan, membuat saya malas menggunakan Opera. Kenapa tak sekalian menggunakan browser Chrome saja kalau begitu, yang engine-nya lebih didukung (dan masih didukung) oleh Google?

Recommended : TrackR - Perangkat Mini Pelacak Mobil via Smartphone

Opera Neon mungkin lebih nyaman di mata, juga tampak modern dan lebih sederhana, meski tanpa ekstensi. Namun bagi developer dan desainer web, Opera Neon tak akan lebih baik ketimbang Chrome dan Firefox, yang berdiri sendiri mengembangkan browsernya masing-masing, juga lebih mendukung desainer dan developer web, serta adanya ekstensi.

Dari sudut pandang mana pun, Opera Neon tetaplah Opera Neon. Sobat yang penasaran bisa men-download Opera Neon di situs reminya langsung.

Opera Neon hanya menghabiskan kuota 37 MB, dan tersedia di Windows, Mac OS, dan Linux.

tac tic tec no

TAC TIC TEC NO

Menyajikan informasi teknologi terbaru dari berbagai jenis bidang ilmu dengan lebih lengkap dan menarik..

Post A Comment:

0 comments: